TANJABBAR,JAMBI - Ketak Tungkal Jadi Obat Kuat : Udang Tanjabbar Diburu Pengusaha Taiwan


Berbagai kekayaan tersimpan di perairan laut Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat. Bahkan, hasil kekayaan tersebut begitu tersohor hingga ke mancanegara. Seperti udang ketak. Jenis udang berukuran besar ini diburu pengusaha Taiwan dan Hongkong.

 Bayangkan, setiap tahun Kuala Tungkal mampu mengekspor sekitar 2 juta ekor udang ketak berukuran besar dan menengah. Pengiriman dilakukan melalui Jakarta dengan menggunakan pesawat. Pengirimannya pun dilakukan ekstra hati-hati. 

 Udang yang masih hidup, di-packing ke dalam tabung plastik. Ini demi memastikan udang tersebut bertahan hidup hingga negara tujuan. Sebab jika sampai mati, praktis udang berkulit lunak ini tidak akan laku dijual.  

 Harganya sangat mahal. Komoditi unggulan laut Kuala Tungkal ini sangat digemari di Taiwan dan Hongkong. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Tanjabbar, Zabur Rustam menyebutkan, di Jakarta harga per ekornya bisa mencapai Rp 100.000. 

 Jumlah itu, bisa jadi naik berlipat-lipat, jika telah sampai ke negara tujuan. Selain digunakan untuk kepentingan konsumsi, bagi dua negara itu, udang ketak kerap dijadikan sebagai obat kuat, mengingat udang ketak mengandung kadar hormon yang sangat tinggi. 

"Mungkin dijadikan obat kuat di sana (Hongkong, dan Taiwan) karena kadar hormonnya tinggi. Ada juga untuk dikonsumsi, " kata Zabur kepada Tribun, Selasa (13/12/2010).

 Ironisnya, meski mencapai 2 juta ekor udang ketak setiap tahun, tidak satu pun rumah makan di Kuala Tungkal yang menyajikan lauk udang ketak. Sebab harganya memang sangat mahal.

 "Harganya mahal, kalau di Tungkal sekitar Rp 20-30 ribu/ekor, itu kalau super, makanya tidak ada yang jual," jelas Zabur. 

 Bukan hanya di Kuala Tungkal, termasuk wilayah di Provinsi Jambi, sepertinya tidak terdapat rumah makan yang menyadikan menu udang ketak. Kata Zabur, selain dua negara tersebut, udang ketak kemungkinan tersebar di rumah makan di Jakarta. 

 Di Kuala Tungkal, terdapat 10 penampungan udang ketak milik para pengusaha. Selain itu terdapat penampungan khusus binaan Dinas Perikanan dan Kelautan yang dipusatkan di Pelabuhan TPI, Parit Tujuh. 

 Satu di antara penampung udang ketak yang berlokasi di Parit Tiga, Kecamatan Tungkal Ilir, Manan (35) mengatakan, setiap hari dia mengirim ribuan udang ketak ke Jakarta. Sebelum dilakukan pengiriman, bersama para karyawannya melakukan seleksi terhadap ukuran udang yang layak untuk diterbangkan. "Bisa ribuan ekor yang kami terima, tapi kadang-kadang sepi," ujarnya. 

*tribunjambi.com

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)