INTERNASIONAL - Korut Turunkan Tank dan 20 Ribu Personel


Dalam dua tahun terakhir, pemerintah Korea Utara (Korut) telah menurunkan kendaraan tank tempur yang lebih cepat dan kuat di dekat perbatasan dengan Korea Selatan (Korsel). Selain itu, Korut juga telah meningkatkan pasukan khususnya hingga 20.000 orang untuk tugas penyerangan.

Hal ini tertuang dalam laporan dua tahunan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Korsel, Kamis, 30 Desember 2010. Melansir dari laman Associated Press, laporan tersebut menunjukkan peningkatan ancaman yang serius dari militer Korut.

Menurut laporan, Korut kini memiliki 200.000 pasukan khusus yang tersebar di Korut dan Korsel. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2008 yang tercatat  180.000. Pasukan ini bertugas melakukan pembunuhan dan menyusup serta merusak fasilitas-fasilitas kunci di Korsel.

Militer Korut, tulis laporan tersebut, juga telah menurunkan 13.600 senjata artileri jarak jauhnya di sepanjang Zona Demiliterisasi (DMZ). Persenjataan ini siap melancarkan tembakan kejutan ke Seoul dan daerah sekitarnya yang hanya berjarak sekitar 50 kilometer dari DMZ.
Korut juga dikatakan telah mengembangkan tank tempur dengan mobilitas dan serangan yang lebih kuat dari sebelumnya.

“Pemerintahan Kim Jong-il mempunyai prioritas meningkatkan kekuatan militernya melampaui Korsel dan kekuatan militer ini merupakan ancaman yang serius terhadap Korsel,” tulis laporan tersebut.

Laporan mengatakan bahwa Korut memiliki persenjataan dan personel andalan yang akan digunakan untuk menandingi perangkat militer Korsel yang berteknologi canggih. Andalan militer Korut tersebut adalah senjata nuklir, pasukan khusus, artileri jarak jauh, kapal selam, dan pasukan perang dunia maya. 

Walaupun jumlah persenjataan dan personel militer Korut meningkat secara signifikan, para pengamat mengatakan Korut tidak akan berani melakukan perang terbuka dengan Korsel. Hal ini karena Korsel merupakan pangkalan militer bagi 28.500 tentara Amerika Serikat yang merupakan sekutu dekatnya. AS juga telah bertekad untuk mendukung pertahanan Korsel dari Korut.

Kedua Korea masih dalam keadaan berperang setelah Perang Korea tahun 1950-1953 berakhir dengan perjanjian gencatan senjata, bukan kesepakatan damai. Ketegangan meningkat setelah November lalu, Korut menyerang pulau Yeonpyeong dan menewaskan empat orang. (umi)

• VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)