KERINCI,JAMBI - Daging Kurban Hebohkan Warga


USAI melaksanakan pemotongan hewan kurban, warga Desa Dusun Baru Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, memadati kediaman H Zainudin MS. Kedatangan warga bukan semata-mata ingin mendapatkan daging kurban, namun untuk melihat daging sapi yang bertuliskan kaligrafi Arab dengan nama Allah.

Kabar tersebut menyebar dengan cepat ke semua penjuru Kerinci. Warga yang merasa penasaran langsung mendatangi rumah pemilik daging tersebut. Dalam waktu singkat, ratusan warga sudah memenuhi kediaman H Zainuddin, yang memiliki daging tersebut.


Penemuan daging bertuliskan Allah tersebut, berawal dari pemotongan sapi kurban milik keluarga H Zainuddin dan Hj Yusni, bersama lima orang anaknya. Hewan tersebut dibeli sejak 40 hari sebelum dipotong dari Desa Jujun, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci.


Setelah dipotong, daging sapi tersebut dipotong sama besar, dan langsung ditumis oleh warga yang ikut membantu agar tidak membusuk. Namun keanehan langsung terlihat, daging yang bertuliskan nama Allah tersebut, tiba-tiba mengapung dan melebar, sehingga ukurannya lebih besar jika dibandingkan dengan daging lainnya.


Karena merasa ada yang aneh, warga yang menyaksikan hal tersebut, langsung mencoba mengangkat daging yang sudah hampir matang tersebut. Namun kebesaran Allah langsung terlihat, daging yang berukuran beberapa senti tersebut, ternyata bertuliskan kaligrafi arab dengan tulisan Allah.


Budi Susyanto, anak pemilik sapi kurban, saat diminta komentarnya mengatakan sebenarnya keanehan sudah terlihat pada saat sapi tersebut dipotong. Warga yang bertugas untuk memotong sapi tersebut, tidak menemui kesulitan, karena tanpa diikat sapi langsung menidurkan dirinya, seolah-olah sudah siap untuk diqurbankan.

 Ya, panitia pemotongan hewan kurban tersebut bekerja dengan mudah, karena tanpa diikat sapi yang akan dipotong langsung menidurkan dirinya. Biasanya butuh beberapa orang untuk merebahkan sapi sebelum dipotong,” ujarnya saat dikonfirmasi Tribun via telepon.

Ditanya apakah daging tersebut akan dijual atau tidak, dengan tegas Budi menjawab tidak akan menjual daging tersebut.  Daging ini tidak akan kami jual, berapapun harganya. Ini merupakan  kebesaran tuhan, untuk mengingatkan hambanya agar tetap bertaqwa,” tegasnya.


Selain keanehan sesudah dan sebelum dipotong, malam hari sebelum dilakukan pemotongan, Hj Yusni juga merasa gelisah, namun ia tidak tahu secara pasti apa yang menyebabkan kegelisahannya tersebut.

 Malam tadi ibu saya tidak bisa tidur. Namun tidak bisa diketahui dengan pasti ada atau tidak berhubungan dengan daging tersebut,” jelasnya.

*tribunjambi.com

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)