Tanjabbar - Catatan Hitam Putih Calon Bupati Tanjab Barat 2011-2016

MENYONGSONG pesta rakyat Kabupaten Tanjab Barat memilih kepala daerah baru, kandidat balon kini hanya tinggal dua pasang dari hasil verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dalam pencabutan nomor undian, awal pekan lalu, pasangan Safrial Bersama Yamin (SBY) mendapat nomor urut 1 dan pasangan Usman – Katamso (Utama) memperoleh nomor urut 2. Agenda pencabutan nomor urut sempat kisruh. Sidang berlangsung hingga malam hari, namun akhirnya berjalan lancar.
Nama-nama calon kini sudah jelas, walau menimbulkan pro dan kontra. Berbagai gosip mulai betebaran, dari isu militerisme, sipil, pengusaha, seniman hingga soal latar belakang garis darah kelahiran atau etnis suku tertentu.
Berdasar pengalaman, rakyat Tanjab Barat tidak ingin lagi terperosok pada lubang yang sama atau menambah penderitaan hingga lima tahun kedepan, diantaranya dalam urusan antri minyak tanah, pajak walet, air minum dan masalah litsrik.
Pembangunan di Tanjab Barat diakui ada peningkatan, namun belum sempurna. Masih banyak bangunan dan jalan maupun jembatan yang harus diperbaiki demi kepentingan bersama.
Bila dievaluasi, program Sejuta Bebek dan kapal Tungkal Samudera sebenarnya bagus dan prospektif. Namun program itu terlalu cepat diluncurkan. Tanjab Barat kini membutuhkan penyambung aspirasi dan amanah untuk perubahan nasib rakyat.
Siapapun terpilih nanti harus benar-benar bisa merubah kehidupan rakyat. Mampu  menjalankan amanah roda reformasi dan pembangunan yang lebih baik lagi. Tidak mementingkan kebutuhan rakyat yang hanya bisa manut, tapi mendahulukan kepentingan bersama.
Kendati perjalanan masih jauh, saatnya kita merenungi dan mengenali figur para calon pemimpin, baik latar belakang dan program kerjanya. Inilah saatnya kita mengantisipasi sesuatu yang bisa saja terjadi di luar harapan dan kenyataan. Mengevaluasi balon yang bakal dicoblos. Bagaimana sepak-terjangnya dan daftar kekayaannya.
Rakyat Tanjab Barat sekali ini harus ekstra teliti, jeli dan hati-hati. Jangan  sampai terperosok dan jadi korban lagi. Asal tidak manut, terbius dan terhipnotis. Inilah saat tepat agar kita tidak kecolongan lagi atau terjebak permainan politik.
Terserah calon bupati dari suku mana, berkoalisi dengan parpol apa,  persatuan antar suku apa pun, berpayung pada militerisme atau sipil dan sebagainya, yang penting inilah saatnya pemimpin Tanjab Barat harus mengganti personilnya.
Para cabup/cawabup saat ini sedang kasak-kusuk mencari dukungan dengan berbagai cara untuk menarik simpati. Memetik hikmah dari  bursa caleg dan pilpres, banyak yang lari dari rel.
Sesuatu yang dikhawatirkan, mungkin akan terjadi golput. Di satu sisi ada  yang melakukan sistim gerak bawah tanah. Sosok yang dijagokan berdri di luar rel, sedangkan yang bergerak mencari massa para tim sukses  dengan beragam cara sosialisasi.
Meski sudah muncul beragam fenomena, harapan para insan kreator seni  Tanjab Barat, terutama generasi muda, berharap cabup/cawabup nanti  perhatian pada seniman. Bisa mewujudkan harapan insan seni dan rakyat, seperti menyediakan sarana-prasarana wadah penyaluran bakat seni. Bupati dan wabup terpilih harus membuktikan itu.
Menarik benang merah tuntutan pendemo saat pelantikan anggota DPRD Tanjab Barat, sudah saatnya diwujudkan peningkatan dan  pengadaan sarana olah raga dan seni. Jadi bukan hanya pembangunan taman saja.
Kepada  pemimpin yang terpilih nanti buktikan janji saat berkampanye. Semoga tidak terdengar lagi celoteh dari balik gedung runtuh di antara  fenomena  sukuisme. Mudah-mudahan ada sesuatu yang bermakna dan berharga untuk nasib Bumi Serengkuh Dayung Serentak Ke Tujuan di masa depan. Semoga.

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)