Gerakan Palestina Fatah dan Hamas mengatakan mereka menghargai dukungan Rusia dalam upaya untuk mencapai rekonsiliasi nasional dan mendirikan sebuah negara Palestina berdaulat. Perwakilan dari dua gerakan saingan itu, yang menandatangani perjanjian rekonsiliasi di Kairo pada awal Mei, tiba di Moskow Jumat lalu atas undangan Institut Studi Oriental Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.
Para pemimpin Fatah dan Hamas, serta dari Front Rakyat dan Demokrasi untuk Pembebasan Palestina serta Partai Rakyat Palestina, Al-Shaabare, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Senin dan menyetujui pernyataan bersama dengan Rusia.
Utusan kedua faksi, yang terpecah ketika Hamas merebut kekuasaan di Jalur Gaza sekitar empat tahun lalu, "menekankan pentingnya peranan Rusia dalam mempromosikan ikhwal Palestina di arena internasional," demikian Institut Rusia Studi Oriental dalam pernyataan mengenai hasil kunjungan.
Selama kunjungan mereka di Moskow, perwakilan Fatah dan Hamas juga "menegaskan penghargaan pada peran Mesir dalam mencapai rekonsiliasi antar-Palestina, yang menyebabkan penandatanganan perjanjian rekonsiliasi di Kairo pada 4 Mei."
Palestina menginginkan perbatasan negara masa depan mereka akan dibentuk dalam perbatasan yang ada sebelum perang Arab-Israel 1967. Mereka mencari pengakuan Perserikatan Bangsa Bangsa sebagai satu negara merdeka pada September dalam pertemuan tahunan Majelis Umum PBB.
*republika.co.id
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)