Wabah flu burung di Provinsi Jambi kian meluas. Memasuki pekan kedua Maret 2011 ini sudah enam kota dan kabupaten yang terserang wabah mematikan itu. Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jambi Husni Jamal di Jambi, Kamis (10/3/2011), mengatakan, enam daerah tingkat dua meliputi dua kota dan empat kabupaten kini sudah terserang flu burung."Wabah flu burung yang awalnya hanya menyerang lima desa di kabupaten Kerinci kini mewabah atau berjangkit di kota dan kabupaten lainnya," katanya.
Enam daerah yang sudah terjangkit flu burung itu meliputi Kota Jambi, Kota Sungai penuh, Kabupaten Kerinci, Sarolangun, Muarojambi, dan terakhir Kabupaten Merangin.
Langkah pemerintah dan masyarakat yang bisa membendung penyakit mematikan itu hanya dengan melakukan pemblokiran, penyemprotan, dan pemusnahan.
Flu burung merupakan penyakit endemik yang bisa muncul dan berkembang di suatu daerah karena iklim membuat daya tahan ternak jenis unggas itu lemah.
Musim hujan saat ini merupakan situasi yang membuat wabah itu mudah berkembang, karena ternak unggas, terutama yang diternak bebas, tidak bisa mencari makan dengan leluasa.
Penyakit membahayakan itu kini juga menyerang Sumatera Barat, tapi tidak berarti penyakit tersebut menyebar akibat lalu lintas hewan.
Pelarangan pemasaran hewan antardaerah bukan tindakan tepat untuk mencegah meluasnya wabah flu burung, namun tetap menjadi perhatian serius berbagai instansi terkait untuk melakukan pemeriksaan.
"Langkah yang paling tepat saat ini adalah menumbuhkan kesadaran dan kepedulian semua pihak terhadap penyakit tersebut, terutama peternak untuk melakukan penyemprotan dan pemusnahan bagi hewan yang sudah tertular," kata Husni Jamal.
Enam daerah yang sudah terjangkit flu burung itu meliputi Kota Jambi, Kota Sungai penuh, Kabupaten Kerinci, Sarolangun, Muarojambi, dan terakhir Kabupaten Merangin.
Langkah pemerintah dan masyarakat yang bisa membendung penyakit mematikan itu hanya dengan melakukan pemblokiran, penyemprotan, dan pemusnahan.
Flu burung merupakan penyakit endemik yang bisa muncul dan berkembang di suatu daerah karena iklim membuat daya tahan ternak jenis unggas itu lemah.
Musim hujan saat ini merupakan situasi yang membuat wabah itu mudah berkembang, karena ternak unggas, terutama yang diternak bebas, tidak bisa mencari makan dengan leluasa.
Penyakit membahayakan itu kini juga menyerang Sumatera Barat, tapi tidak berarti penyakit tersebut menyebar akibat lalu lintas hewan.
Pelarangan pemasaran hewan antardaerah bukan tindakan tepat untuk mencegah meluasnya wabah flu burung, namun tetap menjadi perhatian serius berbagai instansi terkait untuk melakukan pemeriksaan.
"Langkah yang paling tepat saat ini adalah menumbuhkan kesadaran dan kepedulian semua pihak terhadap penyakit tersebut, terutama peternak untuk melakukan penyemprotan dan pemusnahan bagi hewan yang sudah tertular," kata Husni Jamal.
*tribunjambi.com
0 komentar:
Posting Komentar
free comment,but not spam :)