JAMBI - Paket Wisata Ketek yang Khas

Bingung mau kemana buat mengisi libur lebaran ini, bagi warga Kota Jambi yang tidak mudik bisa berekreasi menikmati panorama sungai Batanghari hingga ke Selat Berhala menggunakan ketek. Pangkalan ketek pariwisata yang ada di Tanggo Rajo, depan rumah dinas gubernur Jambi sudah menyiapkan paket pariwisata bagi anda yang ingin mengisi liburan ini. Untuk menikmati pemandangan sepanjang jalur sungai Batanghari hingga ke komplek percandian Muarojambi tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak.


“Kalau ke candi Muarojambi Rp 300 ribu bang pulang pergi (PP),” ujar  Sayuti salah satu penawar jasa ketek pariwisata. Aturan mainnya, pelanggan bisa minta antar dan saat kepulangan nanti dijemput kembali, ataupun tukang keteknya disuruh menunggu di lokasi sebab jadwal pulang yang belum jelas. Semuanya itu harganya sama. Tapi ada juga yang menggunakan jasa ketek pariwisata ini hanya sekali jalan, selain murah juga efektif.


“Kalau hanya minta diantar atau dijemput jelas separuh harga,” tambah Sayuti. Dikatakannya, memang ada sebagian warga yang hanya meminta antar saja ke komplek percandian Muarojambi dan saat kepulangannya mereka menggunakan kendaraan sendiri. Biasanya mereka yang meminta antar ini hanya menikmati sungai Batanghari ketika pergi saja, sebab waktu pulang mereka menggunakan kendaraan yang sudah menunggu disana.

“Ada juga rombongan yang pake sepeda,  jadi pergi diantar pake ketek, pulangnya mereka kompoian pake sepeda,” katanya lagi.Paket wisata ini menggunakan jenis ketek yang lebih besar dari ketek biasa.Warga setempat biasanya menyebut angkutan transportasi air jenis ini dengan nama pompong. Karena jenis mesinnya lebih besar dan suara mesinnya yang besar dan kebanyakan menggunakan mesin diesel atau solar. Sementara untuk jenis ketek kecil untuk penyeberangan orang, mesinnya lebih kecil dan suara yang dikeluarkan sedikit bising serta menggunakan bahan bakar bensin.

“Kapasitas pompong ini sampai 30 orang, tapi biasanya yang isi penuh itu anak-anak SD,'' terangnya. Jika pompong penuh sesak jelas akan susah untuk bergerak, maka kebanyakan penyewa lebih memilih satu pompong tersebut sepuluh ataupun tujuh orang. Pompong ini memiliki atap permanen dan ruang duduk yang lebih lapang. Sehingga penyewa bisa berselonjor ataupun tidur-tiduran dilantai pompong. “Ada juga yang sengaja duduk diatas atap, tapi resiko tanggung sendiri,’' sebut Sayuti.
Duduk diatas atap pompong, kata Sayuti memang lebih mengasikkan sebab selain pandangan lebih luas, terpaan angin yang mengasikkan juga posisi untuk melihat landscape yang ada lebih leluasa.

Namun, resikonya cukup tinggi, sebab jika pompong terkena gelombang dan oleng, penyewa yang duduk diatas atap berpotensi jatuh ke  sungai, ataupun jatuh ke haluan pompong itu sendiri.Paket pariwisata yang ditawarkan bukan saja pada rute Tanggo Rajo ke candi Muarojambi, tapi  bisa juga berkeliling untuk melihat-lihat rumah batu dan masjid batu peninggalan Belanda di Keluarahan Olak Kemang, melihat pembangunan pasar Angso Duo maupun jembatan Aurduri dua.Kebanyakan pasangan muda-mudi termasuk ABG, diakhir pekan lebih memilih menggunakan jasa paket pariwisata ini untuj JJS (jalan-jalan sore) menikmati sunset disepanjang sungai Batanghari. Rute yang dipilih juga mulai dari Tanggo Rajo hinga Aurduri dua. “Biasanya mereka dua pasangan atau tiga pasangan. Biayanya juga tidak mahal hanya Rp 70 ribu PP, katanya lagi.(eon)


*metrojambi.com

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)