NASIONAL - Investor Malaysia Kuasai Ekonomi Kaltim

Berbagai potensi ekonomi di kawasan perbatasan Kalimantan Timur sebagian besar dikuasai oleh investor negeri dari Malaysia sehingga perlu berbagai upaya, kerja sama, dan langkah strategis agar pola pengelolaan bisa menguntungkan Indonesia. "Paling tidak, ini bisa saling menguntungkan karena dengan kondisi yang ada, kita cenderung dirugikan karena mayoritas dikuasai investor Malaysia," kata Kepala Dinas Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur M Yadi S di Samarinda, Rabu (8/6/2011).


Saat ini permodalan di kawasan perbatasan sebagian besar dimiliki oleh Malaysia, khususnya dari daerah Sabah dan Serawak. Hal ini mengingat letak wilayah yang berbatasan langsung dengan Kalimantan Timur (Kaltim) sehingga memudahkan mereka untuk berinvestasi.

Investasi yang terbuka di kawasan perbatasan dan saat ini sudah berkembang adalah perkebunan kelapa sawit dan perikanan. Selain dua bidang bisnis tersebut, investasi lainnya yang saat ini sedang dikembangkan adalah bisnis perhotelan.

Banyaknya investor asal Malaysia ini karena mereka masih memiliki banyak saudara di perbatasan dan wilayah yang berdekatan. Selain Malaysia, terdapat pula investor asal China. Namun, mereka lebih memilih untuk berinvestasi pada bisnis pupuk.

Kerja sama ekonomi tersebut dapat menguntungkan pihak Indonesia, khususnya di daerah perbatasan. Bentuk keuntungan tersebut berupa percepatan pembangunan di wilayah perbatasan.

Maka dari itu, dia mengatakan, untuk mendatangkan investor yang lebih banyak, pihak Indonesia sebaiknya membangun sarana dan prasarana di kawasan perbatasan tersebut. Dengan demikian, investor dari dalam negeri diharapkan juga tertarik.

"Diharapkan, banyaknya investasi dari Malaysia tersebut dapat membangun wilayah perbatasan dan sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak, apalagi di Nunukan saat ini sudah ada pelabuhan terpadu," ia mengakhiri.

Berbagai kerja sama sudah terjalin, baik di bawah payung hukum Sosial Ekonomi Malaysia-Indonesia maupun Kerja Sama Pertumbuhan Ekonomi Brunei-Indonesia-Malaysia-Filipina. Namun, realisasinya masih belum optimal dan belum mampu dimanfaatkan secara maksimal oleh investor Tanah Air. 

*kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)