JAMBI - Batik Jambi Dikoleksi Museum Internasional

Batik adalah hasil karya bangsa Indonesia yang tercipta dari perpaduan antara seni dan teknologi leluhur bangsa Indonesia. Produk batik dapat berkembang hingga sampai pada suatu tingkatan yang membanggakan, baik desain maupun prosesnya.Begitu pula dengan batik yang tumbuh dan berkembang di daerah Jambi. Bahkan batik Jambi ini sudah mengisi beberapa museum internasional seperti museim Amesterdam Belanda, Museum Inggris dan Museum Australia. 

 
“Mereka (bule) yang datang kesini, beli dan katanya sebagian akan dipajang di museum,’’ ujar Azmiah, salah satu pengrajin batik Jambi asal Olak Kemang, Kota Jambi.

Azmiah sendiri mengaku, dirinya sudah lama menekuni kerajinan batik Jambi ini, khususnya batik tulis. Dirinya adalah turunan kedua dari penerus kerajiann batik tulis Jambi.

Dengan studio batik yang tidak begitu besar, kiprah Azmiah sudah mendunia. Bahkan, hampir semua stasiun televisi swasta sudah datang untuk meliput batik tulis Jambi ini.
Berangkat dari liputan televisi itulah, nama Azmiah menjadi dikenal. Bahkan majalah nasional baik mingguan maupun harian juga ikut membantu publikasi batik tulis Jambi yang ditekuni Azmiah. “Pelanggan dari luar daerah maupun luar negeri itu bilang, mereka lihat di televisi, ada juga dari majalah,” tambahnya.

Sanggar batik milik Azmiah sendiri menelorkan berbagai macam batik tulis Jambi seperti Motif candi Muarojambi, Kaca Piring, Pucuk Rebung,

Angso Duo bersayap mahkota, Bulan Sabit, Pauh (Mangga), Anglas, Awan berarak dan Riang-riang.

“Dulu ada motif batik yang diterapkan pada waktu itu berupa motif-motif ragam hias seperti terlihat pada ukiran rumah adat Jambi dan pakaian pengantin. Motif ini masih dalam jumlah yang terbatas. Penggunaan motif batik Jambi, pada dasarnya sejak dahulu tidak dikaitkan dengan pembagian kasta menurut adat, namun sebagai produk yang masih eksklusif pemakaiannya dan masih terbatas di lingkungan istana,” terangnya.

Namun dengan berkembangnya waktu, motif yang dipakai para raja dan keluarganya, kini tidak dilarang digunakan rakyat biasa. Kondisi ini menambah pesatnya permintaan akan kain batik sehingga berkembanglah industri kecil rumah tangga yang mengelola batik secara sederhana. (eon)

*metrojambi.com

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)