INTERNASIONAL - Soal Nuklir, Iran Bersedia Dialog dengan Enam Negara

Iran bersedia melakukan dialog dengan enam negara mengenai masalah nuklir Iran, kata Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad di Astana, Selasa. Dalam pertemuan dengan Presiden China Hu Jintao, Ahmadinejad mengatakan Iran bersedia untuk memecahkan persoalan nuklir Iran melalui dialog dan kerja sama. Iran juga siap untuk berkomunikasi dengan pihak China tentang masalah tersebut, katanya menambahkan.

Enam negara tersebut terdiri lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) dan Jerman.

Ahmadinejad diundang ke Astana untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), yang dibuka pada Rabu.
Sementara itu di Beijing, Presiden China Hu Jintao mengatakan pada timpalannya dari Iran, Selasa, bahwa pembicaraan enam negara adalah jalan terbaik untuk menjamin hak Iran terhadap penggunaan energi nuklir damai, pada malam pertemuan Organisasi Kerja Sama Shanghai di Kazakhstan.

Hu mengatakan pada Presiden Mahmoud Ahmadinejad, bahwa Iran sebaiknya "mengambil langkah-langkah substansial" untuk membina kepercayaan dan "mendorong proses pembicaraan", kata kantor berita Xinhua.

"Ini tidak hanya untuk kepentingan pihak Iran, tapi juga kondusif bagi situasi perdamaian dan stabilitas umumnya di kawasan Timur Tengah," kata Hu.

Pekan lalu Cina bergabung dengan negara-negara besar Barat untuk mengatakan pada Iran bahwa "kegagalan konsisten"-nya untuk memenuhi resolusi PBB telah "memperdalam kekhawatiran" terhadap kemungkinan dimensi militer pada program nuklirnya.

AS, Jerman, Prancis, Inggris, Rusia dan Cina telah mengeluarkan pernyataan sehari setelah Iran menyatakan mereka akan melipattigakan produksi uranium bermutu tinggi dan memindahkannya ke sebuah bunker di bawah tanah yang akan dilindungi dari kemungkinan serangan udara AS atau Israel.

Dalam pembicaraannya dengan Hu, Ahmadinejad mengatakan negaranya ingin kembali ke pembicaraan dengan kelima negara anggota tetap Dewan Keamanan dan Jerman.

Tapi Ahmadinejad pekan lalu menyatakan tidak ada perangsang yang dapat meyakinkan Iran untuk melepaskan pengayaan itu, meskipun insentif perdagangan telah ditawarkan pada Teheran oleh negara-negara besar Barat. Presiden AS Barack Obama menyatakan sanksi tambahan sangat mungkin diberlakukan.

*republika.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)