NASIONAL - Tiga Tersangka Bom Buku Minta Didampingi TPM

Tiga tersangka bom buku mengajukan permohonan bantuan hukum kepada Tim Pengacara Muslim (TPM). Ketiga tersangka itu F, S, dan IF. Menurut anggota TPM Achmad Michdan, permohonan diajukan istri masing-masing tersangka. "Semuanya baru melalui telepon, hanya istri S saja yang secara resmi bertemu saya," kata Michdan di Mabes Polri, Jakarta, Minggu 24 April 2011.

Minchdan mengatakan, istri S, MS, membantah suaminya terlibat dalam jaringan terorisme. Menurut pengakuan MS, sehari-harinya S bekerja sebagai sopir. S ditangkap di rumahnya di Ciputat, Tangerang Selatan.

S diajak salah satu tersangka bekerja di Aceh pada 2004. S mengenal satu tersangka yang merupakan alumnus perguruan tinggi di Ciputat, karena tempat tinggal mereka berdekatan.
Kebetulan orangtua S adalah penduduk asli Ciputat, dan memiliki rumah kontrakan. "Nah, yang mengajak itu orang Aceh yang seluruh keluarganya meninggal karena tsunami," katanya.

S di Aceh bekerja sebagai sopir kontraktor. "Di Aceh, S  bertemu dan mengenal lima tersangka lain," jelasnya.

Setelah empat tahun bekerja di Aceh, S kemudian kembali ke Ciputat, dan bekerja sebagai sopir angkot. "Beberapa waktu kemudian, S bertemu lagi dengan para tersangka di Jakarta," ungkapnya.

Polisi menangkap 21 tersangka jaringan pelaku bom buku di tujuh tempat. Jaringan itu pula yang mempersiapkan peledakan bom di dekat Gereja Christ Cathedral. Ketujuh tempat itu adalah Rawamangun, Kramatjati, dan Pondok Kopi, (semuanya di Jakarta Timur), Aceh, Gunung Sindur di Bogor, Bekasi, serta Tangerang.

Tersangka P, J, F ditangkap di Aceh. Tersangka P, A, A, E, dan R ditangkap di Bogor, tersangka F, D, dan Y ditangkap di Kramatjati. Tersangka M ditangkap di Rawamangun, tersangka A, D, M, R, dan A ditangkap di Pondok Kopi, A di Bekasi, dan J ditangkap di Tengerang, dan terakhir IF yang ditangkap di Jakarta. (adi)
• VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)