JAMBI - Penderita HIV AIDS Mencapai 492 Orang


Jumlah pengidap HIV AIDS di Provinsi Jambi belum sebesar yang terjadi di provinsi lain seperti DKI Jakarta atau Papua. Namun bila tidak dilakukan pencegahan sejak dini, bukan tidak mungkin penderita di Jambi, termasuk Batanghari akan semakin banyak, dan menyamai jumlah penderita di beberapa kota-kota besar Indonesia.

"Data yang kami himpun sampai Desember 2010 jumlah yang positif  HIV AIDS sebanyak 492 orang. Peringkat Jambi berdasarkan jumlah penderita HIV AIDS diurutan 20-an," kata Sumi, direktur Sentra Informasi dan Konsultasi Orang Kito (SIKOK), sebuah organisasi nirlaba kepada Tribun pekan lalu.

Menurutnya tidak menutup kemungkinan jumlah penderita sesungguhnya jauh lebih banyak lagi, sebab data itu diperoleh dari yang berobat ke dokter. "Kemungkinan jumlah yang sudah terinfeksi HIV masih banyak, tapi belum memeriksakan dirinya ke dokter," timpal Rahmad Muliadi, Ketua Harian SIKOK.

Berdasarkan data yang dihimpun, kebanyakan penderita di Jambi adalah kaum perempuan, berusia di atas 25 tahun. "Baru terdeteksi pada usia itu, tapi bisa jadi beberapa tahun sebelumnya virus penyakit itu sudah menyerang dirinya," ujar Sumi.

Ditambahkannya, yang terdeteksi mengidap HIV AIDS itu juga didominasi pengguna narkoba, yang menggunakannya dengan cara menyuntikkan narkoba itu ke dalam tubuhnya. "Penularan melalui jarum suntik lebih cepat bila dibandingkan penularan virus HIV lewat hubungan seks," jelasnya.

Hal itu karena jarum suntik yang digunakan memasukkan narkoba itu langsung masuk ke pembuluh darah. Belakangan para pengguna narkoba, katanya, punya kebiasaan menggunakan jarum suntik yang sama secara bersama-sama. "Kalau salah satu dari mereka sudah mengidap HIV, yang menggunakan jarum suntik yang sama juga akan tertular," terangnya.

Kebiasaan lain dari penikmat narkoba yang mempercepat penularan itu adalah pesta seks. Rahmad Muliadi menyebut pesta narkoba dan pesta seks menjadi faktor utama penularan penyakit HIV AIDS di Provinsi Jambi. "Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, karena untuk peredaran gelap narkoba, Jambi masuk peringkat ke enam," ujarnya.

Menurut mereka, upaya pencegahan yang perlu dilakukan untuk menghindari meluasnya penyakit tersebut adalah dengan melakukan berbagai kegiatan yang sifatnya penyadaran bagi kaum muda. "Karena yang paling rentan adalah anak muda. Kejiwaannya yang masih labil membuat banyak yang bisa terseret pada dua hal itu," katanya.

Sabtu lalu, SIKOK yang bekerjasama dengan Disdukcapil dan Keluarga Berencana Batanghari melakukan diskusi dengan sekelompok  siswa SMA dari berbagai sekolah. Ardian Faisal, Kepala Disdukcapil dan Keluarga Berencana Batanghari mengatakan kegiatan tersebut sebagai upaya meningkatkan kesadaran bagi kaum muda, khususnya pelajar di Batanghari. 

*tribunjambi.com

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)