INTERNASIONAL - Khadafi Terancam Dikudeta Putranya

Posisi pemimpin Libya Moamar Khadafi makin terancam. Sang putra yang selama ini menjadi orang kepercayaannya, Saif al-Islam Khadafi, malah mendesaknya mundur sebagai solusi damai di negara kaya minyak itu. Dua orang putra Moamar Kha­dafi menawarkan resolusi atas konflik yang dihadapi Libya saat ini. Keduanya diberitakan men­desak sang ayah memberi jalan kepada transisi menuju de­mo­krasi, dengan arahan dari Saif.

Belum jelas apakah Khadafi menyetujui proposal yang dia­jukan Saif dan Saadi Khadafi ini. Namun menurut sumber dekat dengan Khadafi (68), sang Singa Afrika itu tampaknya bersedia mengikuti usulan itu.

Setelah beberapa tokoh utama dalam pemerintahannya mulai banyak yang membelot, Khadafi saat ini terus mengandalkan putra-putranya yang berjumlah tujuh orang. Namun usulan itu memicu perbedaan dari anak-anaknya, yang memang sudah terjadi sejak lama.

Saif dan Saadi lebih menyukai pemerintah ala Barat, yang lebih mengutakaman kebebasan dan mengandalkan kekuatan eko­nomi. Dua anak Khadafi yang lain yakni Khamis dan Mu­tuassim, dinilai sebagai kala­ngan garis keras.

Khamis bahkan memimpin mi­lisi yang berfokus mencegah ter­jadi pergerakan dalam internal Libya. Sedangkan Mutuassim yang menjabat sebagai penasi­hat nasional senior, menjadi pesaing utama Saif.

“Kedua anak-anak Khadafi ingin melakukan perubahan tan­pa ayah mereka,” kata salah satu orang dekat Seif dan Saadi, Minggu (4/4).

“Seorang anak mengatakan berulang kali bahwa melakukan pemberontakan adalah ke­i­ngi­nan mereka sendiri,” imbuh pria yang tidak mau menyebutkan namanya itu.

Seorang diplomat akrab de­ngan proposal tersebut, bagai­manapun, mengatakan perun­dingan masih dalam tahap pe­ngembangan. Meskipun ada bukti ketidakpuasan internal, Kolonel Khadafi yakin, pem­berontakan terhadap dirinya adalah sebuah konspirasi asing Islam radikal dan kekuatan haus minyak Barat yang mencoba  mengambil alih Libya.

Kubu pemberontak mem­ba­n­tah transisi di Libya akan di­pimpin putra Khadafi. Menurut juru bicara kubu oposisi dari Dewan Transisi Nasional Sham­seddin Abdulmelah, keluarga Khadafi harus meninggalkan negara itu.

“Khadafi dan putranya harus pergi sebelum dilakukan ne­gosiasi,” tegas Abdulmelah.

Libya Dekati Yunani

Khadafi dikabarkan telah me­ngi­rim perwakilannya, Wakil Menteri Luar Negeri Abdelati Obeidi yang bertindak sebagai Men­teri Luar Negeri Libya ke Yunani, Minggu.

“Kami lihat Otoritas Libya tengah mencari solusi,” kata Menteri Luar Negeri Yunani

Dimitris Droutsas setelah pem­bicaraan dengan Obeidi di Athe­na, Minggu. Ini misi diplomatik terbaru Tripoli untuk mencari solusi mengakhiri pertikaian di negaranya. Setelah Yunani, Obei­di akan melakukan perjala­nan ke Malta dan Turki.

Pertempuran terus terjadi di Libya pada Minggu (3/4). Di atas kota minyak Brega, masih dapat terlihat pesawat berter­bangan dengan pemberontak dan pasu­kan rezim bertempur di bawahnya.

 Asap hitam mengepul di barat dan ratusan mobil yang mem­bawa sukarelawan pejuang pem­berontak menjauh dari kota. Se­dangkan sebuah kapal Turki yang mengangkut 250 korban terluka dari kota Misrata, di­paksa untuk meninggalkan ri­buan orang ma­sih terjebak.  [RM]

*rakyatmerdeka.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)