INTERNASIONAL - Perayaan Maulid Nabi Diserbu, 11 Tewas


Serangan bom bunuh diri menewaskan 11 orang yang sedang memperingati Maulid (kelahiran) Nabi Muhammad di Kota Ramadi, Irak barat, Kamis (24/2/2011).
Penyerang meledakkan rompi bom sekitar pukul 17.00 (pukul 21.00 WIB) di sebuah pusat kebudayaan, tempat peringatan itu dlaksanakan, kata seorang petugas di kantor media kepolisian setempat.

Sebanyak 18 orang cedera dalam serangan itu, kata petugas yang tidak bersedia disebutkan namanya itu, dengan menambahkan bahwa korban cedera termasuk deputi gubernur Provinsi Hekmat, Jassim Zaidan.

Acara itu merupakan bagian dari peringatan sebulan di Ramadi, ibukota Provinsi Anbar yang terletak 100 kilometer sebelah barat Baghdad, untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad.

Anbar adalah pangkalan utama gerilyawan Sunni selama bertahun-tahun setelah invasi pimpinan AS pada 2003, namun sejak 2006 suku-suku setempat berpihak pada militer AS dan kekerasan menurun secara dramatis.

Serangan Kamis itu merupakan yang terakhir dari rangkaian kekerasan yang meningkat lagi di Irak dan terjadi beberapa bulan setelah penarikan pasukan AS.

Senin, seorang penyerang bunuh diri meledakkan bom mobil di luar sebuah bangunan yang ditempati aparat kepolisian di kota Samarra, Irak utara, menewaskan 13 polisi dan melukai 25 orang.

Korban adalah anggota skwadron persenjataan khusus elit yang dikirim ke Samarra untuk melindungi tempat-tempat suci selama acara keagamaan Syiah belum lama ini, kata satu sumber kepolisian.

Samarra, 100 kilometer sebelah utara Baghdad, diguncang serangan bom bunuh diri lain yang ditujukan pada peziarah Syiah sembilan hari sebelumnya. Penyerang meledakkan rompi bom di sebuah terminal bis yang ramai di luar kota itu, menewaskan sedikitnya 48 orang dan melukai 80 lain.

Serangan itu terjadi selama peringatan kematian Hasan al-Askari, satu dari 12 imam keramat Syiah. Acara keagamaan Syiah dilarang di bawah pemerintah (Sunni) Saddam Hussein, yang digulingkan dalam invasi pimpinan AS pada 2003.

Ratusan orang tewas dalam gelombang kekerasan terakhir di Irak, termasuk sejumlah besar polisi Irak, namun AS tetap melanjutkan penarikan pasukan dari negara itu.

Meski kekerasan tidak seperti pada 2006-2007 ketika konflik sektarian berkobar mengiringi kekerasan anti-AS, sekitar 300 orang tewas setiap bulan pada 2010, dan Juli merupakan tahun paling mematikan sejak Mei 2008.

*kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)