MUARABUNGO,JAMBI - Konversi Minyak Tanah di Bungo Amburadul


Kabupaten Bungo tampaknya belum bisa melakukan konversi minyak tanah (minah) ke gas. Masih banyak masyarakat yang belum tahu penggunaan elpiji dengan benar.
Hal itu diungkapkan Asisten-II Pemkab Bungo, Tommy Usman, Jum’at (21/1). 

Menurutnya, sosialisasi konversi minah ke gas oleh konsultan sangat kurang. Hanya sebagian kecil masyarakat yang tahu penggunaannya.

“Sampai sekarang kami belum tahu kapan disalurkan perlengkapan untuk konversi minah ke gas ini,” kata Tommy.

Melihat kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan gas, Tommy menilai Bungo jadi sangat rawan terhadap kecelakaan akibat tabung gas. Pihak konsultan yang ditunjuk pertamina tidak melibatkan pihak kecamatan.

“Tingkat kerawanan kecelakaan cukup besar saat ini akibat miminnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan gas,” tandas Tommy.

Tommy minta semua camat lebih proaktif ke bawahannya dalam persiapan konversi minah ke gas. Para camat diperintahkan agar berkonsultasi dengan para Rio dan konsultan.

Di Bungo ditemukan adanya pihak konsultan yang mengaku melakukan sosialisasi di salah satu kecamatan tanpa berkoordinasi dengan camat. Nama-nama calon penerima tabung gas 3 kg juga banyak yang tidak lengkap.

“Jangan beri izin sosialisasi pada pihak konsultan jika belum ada kabar kongkrit dan kesiapan lainnya,” tegas Tommy pada para camat dalam sebuah pertemuan.
Tommy menegaskan bahwa Bungo saat ini belum siap melaksakan konversi minah. Pemkab Bungo tidak berani ambil resiko jika terjadi ledakan gas ini akibat kurangnya sosialisasi penggunaan gas ke masyarakat.

Pemkab Bungo bukan tidak mau mengikuti instruksi dan program yang digalakkan pemerintah pusat. Program itu diakui sangat mulia, karena memberi kemudahan bagi masyarakat miskin.

Camat Pelayang, Zulfadli, mengaku di kecamatannya ada konsultan menyatakan telah turun ke dusun-dusun mensosialisasikan konversi. Tapi para konsultan itu tidak pernah melapor kepada dirinya.

”Beberapa waktu lalu ada konsultan menemui saya di kantor, minta tandatangan bahwa mereka sudah sosialisasi di salah satu dusun. Mereka tidak membawa nama-nama calon penerima gas, jadi tidak saya tanda tangani,” ungkap Zulfadi.

Masnah, seorang ibu rumah tangga di Dusun Sungai Arang menyatakan belum tahu betul cara memakai gas. Ia masih sangat takut menggunakan gas dan belum pernah sekalipun mendapat sosialisasi soal gas.  

(infojambi.com/BUD)

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)