JAMBI - Perahu Tim Terbalik


Perjalanan panjang ditempuh tim gabungan yang berasal dari BTN Berbak, BKSDA Jambi, Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Dinas Kehutanan Kab. Muaro Jambi, Polda Jambi saat melakukan pemeriksan lapangan terhadap lokasi yang di pantau Menteri kehutanan pada saat fly over di sekitar kawasan TN Berbak wilayah kerja SPTN Wilayah I.


 Kegiatan tersebut memakan waktu selama dua hari dari Rabu (19/1) hingga Kamis (20/1). Setelah melakukan koordinasi di Kantor Balai Taman Nasional Berbak, tim berjumlah 12 orang menuju ke Desa Pematang Raman Kecamatan Kumpeh Ilir, Kabupaten Muarojambi.

 Dari tempat tersebut, tim menuju loh pond PT PDI yang terletak di pinggir sungai dengan menggunakan perahu. Perjalanan tim memasuki areal PT PDI dilanjutkan dengan menggunakan lori. Rel yang tidak rata dan sambungan yang tidak rapi membuat lori terlepas dari rel beberapa kali.

 Perjalanan menuju camp pekerja di kilometer 14 ditempuh selama tiga setengah jam dari pukul 15.00 hingga 18.30 WIB. Anggota tim pun menginap di kamp berukuran tak lebih dari 5 x 5 meter.

 Keesokan paginya, tim menuju ujung dari rel di kilometer 23. Selama perjalanan ditemukan sejumlah kayu log dan kayu rengas yang sudah dipotong. Menurut Yoyok, pekerja lapangan PT PDI, potongan kayu tersebut akan digunakan untuk bantalan rel.

 Setelah kembali dari kilometer 23, perjalanan dilanjutkan kembali menuju batas wilayah TN Berbak menggunakan perahu ketek. Dalam perjalanan sempat terjadi insiden. Satu perahu ketek terbalik karena menikung terlalu tajam saat menghindari batang pohon.

 Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, hanya beberapa barang tenggelam dan tidak berhasil diselamatkan. Perjalanan menjadi terhambat karena perahu yang terbalik harus ditarik dengan perahu ketek lain.

 Pengecekan ke titik batas TN Berbak memakan waktu sekitar empat jam. Setibanya di lokasi, ternyata patok tidak kelihatan karena terendam air. Seorang pengemudi ketek menyelam untuk mencari posisi patok tersebut. Setelah ditemukan barulah bisa ditentukan koordinatnya dengan GPS yang dibawa anggota tim.

 Perjalanan pulang menuju Desa Pematang Raman memakan waktu enam jam. Namun perjalanan tetap tidak mulus. Anggota tim harus turun dari perahu dan berjalan di lahan gambut selama beberapa saat karena kanal terlalu dangkal.

 Memasuki malam hari, anggota tim masih berada di kanal. Perjalanan semakin berbahaya karena di kanal terdapat tunggul-tunggul kayu yang tidak terlalu jelas terlihat. Akibatnya, beberapa kali perahu harus menghindari tunggul. Dan beberapa saat pula perjalanan harus terhenti karena tersangkut tanggul yang mencuat.Tim baru bisa menyelesaikan perjalanan setelah tiba di Pematang Raman pada pukul 21.15.

*tribunjambi.com

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)