EDISI KHUSUS TIMNAS - Indonesia Gempur Malaysia Habis-Habisan Malam Ini

 Tak ada yang tak mungkin. Kalimat ini pantas diberikan untuk menuntaskan ambisi tim nasional (Timnas) Indonesia merebut Piala AFF untuk kali pertama. Meski kalah 3-0 di kandang Malaysia, dalam final leg pertama, Minggu (26/12) lalu. Firman Utina dkk berpeluang menggempur habis-habisan malam ini,  sekaligus keluar sebagai juara Piala AFF 2010.

Timnas Indonesia boleh jadi dikatakan sedang tertekan lantaran menderita kekalahan telak, tiga gol tanpa balas di Stadion Nasional, Bukit Jalil, Kuala Lumpur. Alhasil, Indonesia kini tertinggal agregat gol (3-0) dari Malaysia. Untuk dapat merebut Piala AFF 2010, skuad asuhan Alfred Riedl wajib menang minimal dengan selisih empat gol di partai final leg kedua, malam nanti.

Setidaknya pasukan Garuda memiliki modal besar dalam menjalani partai pamungkas tersebut. Yakni, bermain di kandang sendiri, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta. Dengan dukungan, puluhan ribu suporter di stadion, timnas Indonesia diharapkan dapat bermain cemerlang seperti di laga penyisihan hingga babak semifinal.

“Lupakan kekalahan di Malaysia, berpikirlah ke depan. Laga final di Jakarta, harus dimainkan dengan maksimal,” demikian penegasan pelatih Alfred Riedl kepada para pemainnya, seusai menjalani latihan di Lapangan ABC Senayan. Pelatih asal Austria ini pun memastikan, mental para punggawa timnas telah pulih dan siap tampil habis-habisan dalam laga penentuan nanti. Kondisi para pemain pun dipastikan dalam keadaan bagus. Kendati ada beberapa pilar seperti striker Yongki Aribowo dan kiper Markus Horison mengalami permasalahan cidera.

“Kondisi Markus memang sekitar 80%. Tapi tidak usah dikhawatirkan. Dia akan fit 100% besok pagi. Anda bisa lihat, dia bisa latihan tadi. Markus akan bermain di final,” tandas Riedl. Sementara mengenai kondisi Yongki, Riedl mengaku belum dapat memastikannya. Namun, Fisioterapis Mathias Ibo menuturkan Yongki akan pulih petang ini.
Hal yang sedikit dikhawatirkan adalah absennya gelandang lincah Oktovianus Maniani. Pemain sayap bernomor punggung 10 ini tak dapat tampil lantaran mendapat dua akumulasi kartu kuning. Untuk menggantikannya, Riedl akan menurunkan Arif Suyono. Gelandang Sriwijaya FC ini diharapkan dapat tampil cemerlang seperti saat mencetak dua gol ke gawang Malaysia dan Laos di laga penyisihan.

Manajer Timnas, Andi Darussalam Tabusala, juga memastikan timnas Indonesia bakal tampil habis-habisan. “Kami tidak akan menyia-nyiakan pertandingan yang akan didukung puluhan ribu masyarakat Indonesia, Rabu ini ” tegas Andi saat jumpa pers di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin petang.

Andi percaya suporter Indonesia akan selalu memberi dukungan sepanjang laga dan inilah yang akan memotivasi Firman Utina dkk. Namun, Andi meminta kepada para suporter di stadion untuk bertindak sportif, dan jangan melakukan hal-hal yang dilarang seperti yang dilakukan suporter Malaysia di Kuala Lumpur.

Saat bermain di kandang Malaysia, suporter Harimau Malaya meneror timnas dengan sinar laser dan letusan petasan. Bahkan, letupan kembang api beberapa kali berada di tengah lapangan. “Saya percaya, suporter kita tak ada yang bertindak seperti itu,” tutur Andi.

Sementara itu, kubu Malaysia menyatakan optimistis bisa menang di Senayan. Pelatih Malaysia Rajagobal Khrisnasamy menginstruksikan pemainnya untuk fokus pada permainan dan berusaha membuka keunggulan lebih cepat. “Kami memang kehilangan dua pemain belakang, tapi itu bukan masalah, kami sudah punya solusinya, dan kami akan berusaha mencetak gol lebih dulu,” tandas Rajagobal.

Kalah agregat tiga gol bukan berarti timnas kehilangan kesempatan juara. Sepak bola bukanlah matematika. Masih ingat dengan partai final liga Champions tahun 1998/99, yang mempertandingkan Manchester United versus Bayern Muenchen? Atau final liga Champions tahun 2004/05, yang mempertemukan Liverpool kontra AC Milan?
Saat itu, tim Manchester United (MU) berhasil keluar sebagai juara meski sempat kalah 1-0 dari Bayern Muenchen. MU yang diperkuat Olegunar Solksjaer berhasil membalas keadaan menjadi 2-1 di menit-menit akhir laga.

Begitu pula Liverpool, yang berhasil keluar sebagai pemenang dalam pertandingan paling dramatis. Liverpool berhasil menyamakan kedudukan menjadi 3-3 setelah tertinggal 3-0 dengan AC Milan. Steven Gerrad dkk berhasil keluar sebagai juara liga Champions 2004/05 melalui adu penalti. Setidaknya dua laga itu bisa dijadikan inspirasi bagi timnas. Bravo Indonesia!

*poskota.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)