INTERNASIONAL - Inflasi Ancam Harga Diri Pejabat China


Kenaikan harga berbagai bahan pangan pokok tidak saja memicu inflasi tak terkendali, tetapi juga mengancam harga diri para pejabat tinggi China. Pasalnya, harga minuman khas, yang biasa digunakan untuk menjamu para tamu negara, ikut-ikutan melonjak tajam. Harga Maotai, nama minuman beralkohol hasil fermentasi campuran air gunung, sorgum, dan gandum, melejit hingga 20 persen tahun ini. 

Kantor berita Xinhua menyebutkan, harga Maotai berkadar alkohol 53 persen kini mencapai 780-799 yuan (lebih dari Rp 1 juta) per botol ukuran standar. Begitu pentingnya Maotai, sampai-sampai masalah ini dibahas serius pekan ini dalam rapat tahunan parlemen di Beijing, yang biasanya hanya berisi puji-pujian terhadap keberhasilan Pemerintah China. 

Seorang anggota parlemen bahkan mendesak pemerintah untuk campur tangan guna menghentikan kenaikan harga Maotai. ”Sebagai ’minuman nasional’, bisa dipahami penyesuaian harga Maotai ini menarik perhatian yang sangat besar,” kata Zhao Kezhi, Gubernur Provinsi Guizhou, tempat Maotai diproduksi sejak zaman Dinasti Qing. Menurut Zhao, ongkos bahan baku pembuatan Maotai saat ini sudah naik hingga 28 persen. 

Makin banyaknya orang kaya di China juga membuat permintaan akan minuman keras ini terus meningkat sehingga kenaikan harga tak terhindarkan. Zhao mengatakan, tak mungkin menekan kenaikan harga dengan menaikkan kapasitas produksi secara tiba-tiba karena pembuatan Maotai memerlukan teknik khusus dan harus difermentasi paling tidak selama lima tahun. Meski jenis minuman ini sudah ada sejak 2.000 tahun lalu, Maotai baru ”diresmikan” sebagai minuman nasional sejak era komunis. (Reuters/DHF) 

*kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)