INTERNASIONAL - Bagaimana Carlos Slim Jadi Terkaya di Dunia


Carlos Slim memulai usahanya pada usia 12 tahun. Saat itu dia membeli saham satu bank di Meksiko. Dari transaksi itu, Slim merintis kerajaan bisnis yang dia idam-idamkan. Impian bocah asal Meksiko blasteran Lebanon itu terwujud. Kini, di usia 71 tahun, dia resmi menjadi pria terkaya dunia versi 2010 menurut majalah bisnis terkemuka, Forbes.

Slim benar-benar telah memiliki kerajaan bisnis, di antaranya perusahaan telekomunikasi Telefonos de Mexico (Telmex) dan operator telepon selular, America Movil. Dia pun memiliki firma pusat perbelanjaan Grupo Sanborns, serta banyak perusahaan lain dalam Carso Group yang mempekerjakan sekitar 210.000 orang di Meksiko.

Saat ini, menurut majalah Forbes, Slim memiliki aset US$74 miliar atau sekitar Rp666 triliun. Meningkat dari tahun lalu yang hanya US$53,5 miliar. Kepemilikan aset ini membuat Slim menjadi terkaya dunia versi majalah Forbes.

Dua kali berturut-turut Slim mengalahkan pendiri Microsoft, Bill Gates, dan pemilik kerajaan bisnis Berkshire Hathaway, Warrent Buffett.

Berdasarkan laman situs resminya, putra imigran Lebanon bernama Julián Slim Haddad itu lahir di Kota Mexico City, 28 Januari 1940. Walau sudah memiliki bakat bisnis sejak belia, Slim harus memenuhi tuntutan orang tua, yaitu sekolah hingga sarjana.

Setelah lulus dengan gelar Sarjana Teknik Sipil dari National Autonomous University of Mexico School of Engineering, Slim kemudian serius menekuni bisnis yang menjadi bakatnya. Bisnis Slim pun terus berkembang sehingga membawa dia menjadi konglomerat.
Meski sekarang tidak lagi ikut campur dalam manajemen sebagian besar perusahaan karena diambil alih oleh anak-anak serta menantunya, Slim tetap aktif menentukan strategi bagi ekspansi bisnis perusahaan, dalam kegiatan kemanusiaan, konstruksi jalan dan bangunan, dan dalam mendapatkan saham di harian New York Times, serta berbagai upaya ekspansi lain.

Slim mengantongi reputasi sebagai seorang pria yang mampu mengubah nasib perusahaan bermasalah menjadi kisah sukses dan selalu mencari peluang bisnis, meski para pesaing menuduhnya melakukan praktik monopoli dalam pasar telekomunikasi.

Keberuntungannya datang pada 1982 dengan privatisasi Telmex oleh pemerintah Meksiko. Telmex saat ini mendominasi telepon kabel dan pasar akses internet di Meksiko.

Dalam dua tahun terakhir, investasi Slim fokus pada Amerika Latin di mana grup perusahaannya tersebar di 18 negara melalui America Movil dan investasi di sektor infrastruktur.

Slim adalah duda dan ayah dari enam anak. Dia menikah dengan perempuan keturunan Libanon-Meksiko, Soumaya Domit, selama lebih dari 30 tahun hingga istrinya meninggal pada 1999. Kombinasi nama Carlos dan Soumaya menciptakan nama Carso.

Slim yang mengaku tidak menyukai kemegahan dan hura-hura ini juga memiliki sejumlah yayasan dan organisasi untuk membantu kalangan yang paling menderita dalam masyarakat. Penggemar fanatik baseball ini juga aktif mempromosikan budaya dan olahraga.

"Bagaimana rasanya menjadi orang terkaya di dunia dan tinggal di negara dengan 50 juta orang miskin?" tanya seorang wartawan suatu kali, seperti dikutip dari laman Earth Times.
Slim tampak terganggu dengan pertanyaan itu. "Saya tidak akan membawa apapun saat saya mati," jawab pria yang hingga kini tetap tinggal di Mexico City tersebut.

"Dari posisi saya sebagai seorang pebisnis, saya selalu merasa memiliki tanggung jawab besar bagi negara saya, dan saya telah bertindak dengan tepat. Tantangan dalam hidup saya adalah untuk memperbaiki kondisi kesehatan, pendidikan, dan menciptakan lapangan kerja," lanjut Slim.

Bagaimana dengan Indonesia? Baca selengkapnya di sini.
• VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

free comment,but not spam :)